Ads Top

Menuju Kampung Akhirat


Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang ada kalanya kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Itulah di namakan kehidupan di alam fana.

Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang (Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan ini). Barangsiapa menderita, maka ia akan menderita selamanya (na’udzu billahi min zalik).

Al-Quran menyebutkan bahawa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda gurau semata:

Firman Allah SWT maksudnya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)

Firman-Nya lagi yang bermaksud : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)

Firman Allah SWT maksudnya : "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (Surah Muhammad ayat 36)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ

“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Diterangkan dalam Tuhfatul Ahwadzi sebagai berikut.
Satu hari di akhirat sama dengan seribu hari di dunia. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan,

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47). 

Oleh karenanya, setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.

Adapun firman Allah Ta’ala,

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS. Al Ma’arij: 4).

Ayat ini menunjukkan pengkhususan dari maksud umum yang sebelumnya disebutkan atau dipahami bahwa waktu tersebut begitu lama bagi orang-orang kafir. Itulah kesulitan yang dihadapi orang-orang kafir,

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (10)

“Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al Mudatsir: 8-10).

Kelezatan dan kenikmatan orang yang berbuat zalim dan keji merupakan istidraj (pemberian daripada Allah SWT dalam keadaan Dia murka), yang diberikan Allah SWT agar mereka merasakan siksa yang lebih berat dan mereka akan terlarang untuk merasakan kenikmatan yang paling agung. 

Seperti orang yang meletakkan makan yang lazat dan diletakkan racun kedalamnya, agar orang yang memakannya mati secara peralahan-lahan.

Allah SWT berfirman maksudnya: "Kelak akan Kami hukum mereka beransur-ansur dari arah yang tidak mereka mengetahui. Dan Aku memberi tangguh waktu kepada mereka. Sesungguhnya , rencana-Ku sangat teguh (inna kaidi matin)." (Surah al-Qalam ayat 44-45).

Sebagian ahli tafsir menafsirkan 'inna kaidi matin' (rencana-Ku sangat teguh), maksudnya adalah setiap kali mereka melakukan dosa, maka Kami akan memberikan nikmat kepada mereka. Itulah bagi orang-orang yang hidupnya hanya mengejar kenikmatan dunia.

Sebaliknya, seorang yang sangat takut dengan kehidupan dunia, dan hidupnya zuhud dan warak, ketika meninggalkan rombongan malaikat suci, hamba-hamba Allah yang sangat dekat kepada-Nya, datang menjemputnya menuju ke tempat yang  kekal abadi untuk selama-lamanya iaitu syurga Allah  SWT yang tertinggi bernama Surga Firdaus.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.