Amalan Melebihi Jihad Fi Sabillah
Ada beberapa amalan yang disyariatkan
untuk dilakukan di bulan Dzulhijjah. Berikut diantara amalan tersebut,
1. Memperbanyak puasa di sembilan hari
pertama.
“…puasa hari arafah, saya berharap
kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa, pen.) satu tahun
sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim).
2. Memperbanyak takbiran.
Lafadz takbiran, sama seperti umumnya
takbiran yang kita kenal. Takbiran pada bulan Dzulhijjah ada dua macam:
A. Takbiran yang bersifat mutlak
(tidak terikat waktu)
Takbiran mutlak adalah takbiran yang
dilakukan kapan saja dan dimana saja, selama masih dalam rentang waktu yang
dibolehkan.
Takbir mutlak menjelang Idul Adha
dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah dan berakhir hingga waktu asar tanggal 13
Dzulhijjah. Selama tanggal 1 – 13 Dzulhijjah ini, kaum muslimin disyariatkan
memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja.
Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun
berbaring. demikian pula, takbiran ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor,
sawah, pasar, lapangan, masjid, dst.
Hadis dari Abdullah bin Umar , bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada amal yang dilakukan di hari
yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada
tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil,
takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad dan Sanadnya dishahihkan Syekh
Ahmad Syakir).
B. Takbiran yang terikat waktu (Takbir
Muqayyad)
Takbiran yang terikat waktu adalah
takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan salat wajib. Takbiran
ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah
shalat asar tanggal 13 Dzulhijjah. Berikut beberapa dalil yang menunjukkan
anjuran takbiran ini,
4. Shalat Idul Adha
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu,
beliau mengatakan,
Bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam tiba di Madinah, masyarakat Madinah memiliki dua hari yang mereka
rayakan dengan bermain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,
“Dua hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di
dua hari ini ketika zaman jahiliyah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti kepada kalian
dengan dua hari yang lebih baik: Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. An-Nasa’i, Abu
Daud, Ahmad, dan disahihkan al-Albani).
5. Menyembelih Hewan Qurban
Allah berfirman: “Laksanakanlah salat
untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.” (QS. Al-Kautsar: 2).
Ibadah qurban memiliki nilai sangat
penting, sehingga bagi yang mampu, agar jangan sampai meninggalkannya. Anda
bisa perhatikan hadis ini,
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang memililki kelapangan namun
dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah. Dihasankan Al-Albani).
Catatan: Bagi orang yang hendak
berkurban, dilarang memotong kuku dan juga rambutnya (bukan kuku dan bulu
hewannya) ketika sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia memotong hewan
kurban
Sumber : Ustad Khalid Basalamah
Tidak ada komentar: